Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah menunjuk calon tunggal Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Hadi menggantikan Gatot Nurmantyo yang sudah purna masa baktinya pada Maret 2018 nanti.
Dilansir dari berbagai sumber, pria dengan berkumis tebal itu kelahiran Malang, 8 November 1963. Karirnya berawal dari Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Hadi juga merupakan lulusan Akademik Angkatan Udara (AAU) tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU tahun 1987.
Karier Hadi meroket saat melakukan pendidikan penerbang sebagai komandan flight Skadron Pendidikan 101 Lanud Adi Soemarno pada 1997. Setahun berikutnya, Hadi menjabat kepala seksi Bingadiksis Dispers lanud tersebut. Kemudian, dia menjabat Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI.
Pada tahun 1999, Hadi menjabat instruktur penerbangan Lanud Adi Sucipto. Setelah itu, dia dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto.
Karir Hadi bisa dibilang cukup cemerlang. Dia meraih tiga bintang lebih cepat meninggalkan para seniornya. Dalam waktu tiga tahun, Hadi tercatat dua kali mendapat promosi.
Pada Oktober tahun 2016 lalu Hadi mendapat promosi dari Sekretaris Militer Kepresiden, kemudian menjadi Irjen Kementerian Pertahanan. Dalam kurun waktu tiga bulan, Hadi tercatat dua kali mendapat promosi jabatan.
Hadi meraih bintang satu saat dipercaya menjadi Direktur Operasi dan Latihan Basarnas (Dirops dan Lat Basarnas) 2011-2013. Lalu dia ditempatkan sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU 2013-2015 dan Komandan Lanud Abdulrachman Saleh 2015.
Setelah itu, Hadi mendapatkan lagi promosi ketika menduduki posisi Sekretaris Militer Presiden 2015-2016. Namun, kurang lebih satu tahun, Hadi kembali dipromosikan menjadi Irjen Kementerian Pertahanan tahun 2016. Setelah itu, dia dipromosikan ke jenjang tertinggi, menjadi Kepala Staf TNI AU (KSAU).
Ia menjadi terkenal setelah membongkar kasus korupsi di Kementerian Pertahanan dan dicalonkan menjadi Panglima TNI menggantikan Jendral Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa purnatugas.
Keluarga
Istri : Nanik Istumawati
Anak : Hanica Relingga Dara Ayu dan Handika Relangga Bima Yogatama
Penidikan
Akademi Angkatan Udara (1986)
Sekolah Penerbang TNI-AU (1987)
Karier
Setelah lulus Akademi Angkatan Udara (AAU) pada 1986, Hadi mengawali kariernya di Skadron Udara 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Tugas Skadron Udara 4 adalah mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk Operasi Dukungan Udara, SAR terbatas, dan kursus penerbang pesawat angkut. Adapun tugas Hadi saat itu adalah menjadi pilot pesawat angkut Cassa.
Pada tahun 1993, kariernya meningkat menjadi Kepala Seksi Latihan Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.
Selepas itu, tahun 1996 ayah dua putra itu tidak lagi mengurusi pesawat angkut ringan. Dia berganti memimpin pesawat angkut berat sebagai Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.
Kemudian memimpin pendidikan penerbang sebagai Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Soemarno tahun 1997.
Kemudian, tahun 1998, Hadi menjadi Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Soemarno. Selanjutnya, pada tahun 1998, ia menjabat sebagai Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI.
Setahun kemudian, tahun 1999, menjadi Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto. Memasuki tahun 2000 dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto.
Tahun 2001, Hadi menjadi Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I. Kemudian, tahun 2004, Hadi menjabat sebagai Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara.
Berikutnya, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh tahun 2006, dan Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara tahun 2007.
Pada tahun 2010, Hadi menduduki posisi sebagai Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo. Setahun kemudian, dia menjabat tugas di luar TNI AU menjadi Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI dan Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara.
Tahun 2015 tampaknya menjadi tahunnya Hadi. Kariernya terus moncer. Ia diminta menjadi sekretaris militer presiden. Tentunya, bintangnya pun naik menjadi bintang dua dengan pangkat marsekal muda.
Di posisi ini, Hadi kembali bertemu dengan Joko Widodo, yang sebelumnya sempat bersama saat tugas di Solo dengan jabatan yang berbeda; Hadi sebagai Komandan Lanud Adi Sumarmo dan Jokowi sebagai wali kota.
Setahun menjalani sekretaris militer presiden, Hadi dipindahkan ke Kemhan RI sebagai Irjen. Bintangnya pun bertambah tiga dengan pangkat marsekal madya. Tak lama kemudian, pada awal tahun 2017, namanya kembali dipromosikan sebagai orang nomor satu di TNI AU.
Pada waktu itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, mengajukan Wakil Lemhanas Marsekal Madya Bagus Puruhito, Wakasau Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadha, dan Irjen Kemhan Marsekal Madya Hadi Tjahjanto ke presiden.
Presiden Jokowi memilih Hadi sabagai KSAU menggantikan Marsekal Agus Supriatna yang pensiun 28 Januari 2017. Hadi pun dilantik di Istana Presiden, Jakarta, 18 Januari 2017, dengan kenaikan bintang empat dengan pangkat marsekal TNI AU.
Pada masa ini banyak terbongkar kasus korupsi di Kemenhan, antara lain pengadaan pesawat dan helikopter.
Mengawali kariernya sebagai pilot pesawat TNI AU dan banyak bertugas di pangkalan udara militer, Hadi Tjahjanto menjadi Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia.
Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 8 November 1963 ini menyelesaikan pendidikan militernya di Akademi Angkatan Udara pada tahun 1986. Lulus pendidikan, ia langsung meneruskan ke Sekolah Penerbang TNI-AU.
Setahun kemudian, ia mengawali kariernya sebagai pilot di Skuadron 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Ia bertugas membawa pesawat angkut ringan Cassa.
Di Skuadron 4 ini, karier Hadi dari pilot, Kepala Seksi Latihan, hingga menjadi Komandan Flight Ops A Flightlat Skuadron Udara. Setelah itu ditarik sebagai perwira menengah di Dinas Administrasi dan Personel Angkatan Udara (Disminpersau).
Selang kemudian, Hadi diberi tugas sebagai Komandan Lanud Adi Sumarmo, Solo periode 2010. Setahun berselang, Hadi diangkat menjadi Direktur Operasi dan Latihan Basarnas. Dengan jabatan barunya, Hadi resmi memperoleh pangkat marsekal pertama dengan bintang satu di pundaknya.
Namanya mulai muncul ke publik saat ia ditarik ke Mabes dan diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU sebagai juru bicara. Pada tahun 2015, ia kembali diminta memimpin teritorial Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, sebagai komandan.
Riwayat Jabatan
• Perwira Penerbang Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh (1986-1993)
• Kepala Seksi Latihan Skadron 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh (1993)
• Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skuadron Udara 32 Wing 2 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh (1996)
• Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarno (1997)
• Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Soemarno (1998)
• Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI (1998)
• Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto (1999)
• Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto (2000)
• Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I (2001)
• Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan (Sekkau) (2004)
• Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh (2006)
• Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara (2007)
• Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo (2010-2011)
• Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI (2011)
• Pamen Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara (2011)
• Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (2011-2013)
• Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2013-2015)
• Komandan Lanud Abdulrachman Saleh (2015)
• Sekretariat Militer Presiden (2015-2016)
• Irjen Kementerian Pertahanan (2016-2017)
• Kasau (2017)
Dilansir dari berbagai sumber, pria dengan berkumis tebal itu kelahiran Malang, 8 November 1963. Karirnya berawal dari Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Hadi juga merupakan lulusan Akademik Angkatan Udara (AAU) tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU tahun 1987.
Karier Hadi meroket saat melakukan pendidikan penerbang sebagai komandan flight Skadron Pendidikan 101 Lanud Adi Soemarno pada 1997. Setahun berikutnya, Hadi menjabat kepala seksi Bingadiksis Dispers lanud tersebut. Kemudian, dia menjabat Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI.
Pada tahun 1999, Hadi menjabat instruktur penerbangan Lanud Adi Sucipto. Setelah itu, dia dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto.
Karir Hadi bisa dibilang cukup cemerlang. Dia meraih tiga bintang lebih cepat meninggalkan para seniornya. Dalam waktu tiga tahun, Hadi tercatat dua kali mendapat promosi.
Pada Oktober tahun 2016 lalu Hadi mendapat promosi dari Sekretaris Militer Kepresiden, kemudian menjadi Irjen Kementerian Pertahanan. Dalam kurun waktu tiga bulan, Hadi tercatat dua kali mendapat promosi jabatan.
Hadi meraih bintang satu saat dipercaya menjadi Direktur Operasi dan Latihan Basarnas (Dirops dan Lat Basarnas) 2011-2013. Lalu dia ditempatkan sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU 2013-2015 dan Komandan Lanud Abdulrachman Saleh 2015.
Setelah itu, Hadi mendapatkan lagi promosi ketika menduduki posisi Sekretaris Militer Presiden 2015-2016. Namun, kurang lebih satu tahun, Hadi kembali dipromosikan menjadi Irjen Kementerian Pertahanan tahun 2016. Setelah itu, dia dipromosikan ke jenjang tertinggi, menjadi Kepala Staf TNI AU (KSAU).
Ia menjadi terkenal setelah membongkar kasus korupsi di Kementerian Pertahanan dan dicalonkan menjadi Panglima TNI menggantikan Jendral Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa purnatugas.
Keluarga
Istri : Nanik Istumawati
Anak : Hanica Relingga Dara Ayu dan Handika Relangga Bima Yogatama
Penidikan
Akademi Angkatan Udara (1986)
Sekolah Penerbang TNI-AU (1987)
Karier
Setelah lulus Akademi Angkatan Udara (AAU) pada 1986, Hadi mengawali kariernya di Skadron Udara 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Tugas Skadron Udara 4 adalah mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk Operasi Dukungan Udara, SAR terbatas, dan kursus penerbang pesawat angkut. Adapun tugas Hadi saat itu adalah menjadi pilot pesawat angkut Cassa.
Pada tahun 1993, kariernya meningkat menjadi Kepala Seksi Latihan Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.
Selepas itu, tahun 1996 ayah dua putra itu tidak lagi mengurusi pesawat angkut ringan. Dia berganti memimpin pesawat angkut berat sebagai Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.
Kemudian memimpin pendidikan penerbang sebagai Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Soemarno tahun 1997.
Kemudian, tahun 1998, Hadi menjadi Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Soemarno. Selanjutnya, pada tahun 1998, ia menjabat sebagai Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI.
Setahun kemudian, tahun 1999, menjadi Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto. Memasuki tahun 2000 dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto.
Tahun 2001, Hadi menjadi Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I. Kemudian, tahun 2004, Hadi menjabat sebagai Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara.
Berikutnya, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh tahun 2006, dan Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara tahun 2007.
Pada tahun 2010, Hadi menduduki posisi sebagai Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo. Setahun kemudian, dia menjabat tugas di luar TNI AU menjadi Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI dan Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara.
Tahun 2015 tampaknya menjadi tahunnya Hadi. Kariernya terus moncer. Ia diminta menjadi sekretaris militer presiden. Tentunya, bintangnya pun naik menjadi bintang dua dengan pangkat marsekal muda.
Di posisi ini, Hadi kembali bertemu dengan Joko Widodo, yang sebelumnya sempat bersama saat tugas di Solo dengan jabatan yang berbeda; Hadi sebagai Komandan Lanud Adi Sumarmo dan Jokowi sebagai wali kota.
Setahun menjalani sekretaris militer presiden, Hadi dipindahkan ke Kemhan RI sebagai Irjen. Bintangnya pun bertambah tiga dengan pangkat marsekal madya. Tak lama kemudian, pada awal tahun 2017, namanya kembali dipromosikan sebagai orang nomor satu di TNI AU.
Pada waktu itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, mengajukan Wakil Lemhanas Marsekal Madya Bagus Puruhito, Wakasau Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadha, dan Irjen Kemhan Marsekal Madya Hadi Tjahjanto ke presiden.
Presiden Jokowi memilih Hadi sabagai KSAU menggantikan Marsekal Agus Supriatna yang pensiun 28 Januari 2017. Hadi pun dilantik di Istana Presiden, Jakarta, 18 Januari 2017, dengan kenaikan bintang empat dengan pangkat marsekal TNI AU.
Pada masa ini banyak terbongkar kasus korupsi di Kemenhan, antara lain pengadaan pesawat dan helikopter.
Mengawali kariernya sebagai pilot pesawat TNI AU dan banyak bertugas di pangkalan udara militer, Hadi Tjahjanto menjadi Kepala Staf Angkatan Udara Republik Indonesia.
Pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 8 November 1963 ini menyelesaikan pendidikan militernya di Akademi Angkatan Udara pada tahun 1986. Lulus pendidikan, ia langsung meneruskan ke Sekolah Penerbang TNI-AU.
Setahun kemudian, ia mengawali kariernya sebagai pilot di Skuadron 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Ia bertugas membawa pesawat angkut ringan Cassa.
Di Skuadron 4 ini, karier Hadi dari pilot, Kepala Seksi Latihan, hingga menjadi Komandan Flight Ops A Flightlat Skuadron Udara. Setelah itu ditarik sebagai perwira menengah di Dinas Administrasi dan Personel Angkatan Udara (Disminpersau).
Selang kemudian, Hadi diberi tugas sebagai Komandan Lanud Adi Sumarmo, Solo periode 2010. Setahun berselang, Hadi diangkat menjadi Direktur Operasi dan Latihan Basarnas. Dengan jabatan barunya, Hadi resmi memperoleh pangkat marsekal pertama dengan bintang satu di pundaknya.
Namanya mulai muncul ke publik saat ia ditarik ke Mabes dan diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU sebagai juru bicara. Pada tahun 2015, ia kembali diminta memimpin teritorial Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, sebagai komandan.
Riwayat Jabatan
• Perwira Penerbang Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh (1986-1993)
• Kepala Seksi Latihan Skadron 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh (1993)
• Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skuadron Udara 32 Wing 2 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh (1996)
• Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara (Lanud) Adi Soemarno (1997)
• Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Soemarno (1998)
• Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI (1998)
• Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto (1999)
• Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto (2000)
• Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I (2001)
• Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan (Sekkau) (2004)
• Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh (2006)
• Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara (2007)
• Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo (2010-2011)
• Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI (2011)
• Pamen Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara (2011)
• Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (2011-2013)
• Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2013-2015)
• Komandan Lanud Abdulrachman Saleh (2015)
• Sekretariat Militer Presiden (2015-2016)
• Irjen Kementerian Pertahanan (2016-2017)
• Kasau (2017)
0 Komentar
Stop Komentar SPAM
Berkomentarlah dengan Sopan
Salam Anak Bangsa