Pernah terdengar kisah seorang alim ulama yang marah-marah karena sendalnya hilang depan masjid. Mukanya memerah merengut seperti preman yang belum dapat bayaran uang pasar. Tiba-tiba datang seorang jama’ah yang (ma’af) buntung kakinya. Dia tersenyum ramah menyapa, "Pak ustadz, alhamdulillah hari ini cerah, saya bisa nyuci pakaian, betapa sering Allah berbuat baik pada saya..!" Ustadz itu terkejut, dia yang lama kehilangan kaki tapi masih selalu lebih banyak tersenyum, sedangkan saya baru sekali kehilangan alas kaki sudah seperti kehilangan dunia dan isinya...
Astagfirullah! Bagi yang membenci syiah dan kesufian, saya mau bertanya, "Bagaimana pula kalau yang buntung kakinya adalah seoang sufi dan syiah sedangkan ustadz lulusan Mesir itu adalah umpamanya anggota jamaah tablig, wahaby, PKS, anak buah Osama? Atau sebaliknya, ternyata si buntung itu adalah yang wahaby anti syiah dan kesufian walaupun sikapnya adalah sikap kesufian pencinta akhlaq Imam Ali..?
Astagfirullah! Bagi yang membenci syiah dan kesufian, saya mau bertanya, "Bagaimana pula kalau yang buntung kakinya adalah seoang sufi dan syiah sedangkan ustadz lulusan Mesir itu adalah umpamanya anggota jamaah tablig, wahaby, PKS, anak buah Osama? Atau sebaliknya, ternyata si buntung itu adalah yang wahaby anti syiah dan kesufian walaupun sikapnya adalah sikap kesufian pencinta akhlaq Imam Ali..?
2 Komentar
Zuhud thd dunia itu adalah sebaik-baik amalan....
BalasHapusBagi yang membenci syiah dan kesufian, saya mau bertanya, "Bagaimana pula kalau yang buntung kakinya adalah seoang sufi dan syiah sedangkan ustadz lulusan Mesir itu adalah umpamanya anggota jamaah tablig, wahaby, PKS, anak buah Osama? Atau sebaliknya, ternyata si buntung itu adalah yang wahaby anti syiah dan kesufian walaupun sikapnya adalah sikap kesufian pencinta akhlaq Imam Ali..?
BalasHapusStop Komentar SPAM
Berkomentarlah dengan Sopan
Salam Anak Bangsa